Bottom 1

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 15 Oktober 2011

kesepian dan pemikiran





Kau pernah merasakan kesepian? Sebuah keadaan dimana kita hidup seperti dalam perangkap yang pengap. Atau bahkan seorang  filsuf memandang bahwa hidup memang, adalah perangkap : kita tak pernah diberi kesempatan memilih lahir dari kulit yang mana, kita harus menerima takdir baik atau buruk sekalipun, dan kita harus rela menerima kematian- meski kita baru mereguk kebahagiaan, dalam keadaan apapun, kematian bisa mengecup kening kita dengan mesra atau tidak. Entahlah apa itu hidup dan apa itu kesepian, tentu kita memiliki pandangan yang berbeda.

John Cacioppo dari University of Chicago meneliti dampak kesepian ini dan secara mengejutkan menemukan bahwa:
  • Orang yang kesepian dilaporkan mempunyai tingkat stress yang lebih tinggi, bahkan di saat rileks dibandingkan dengan orang-orang yang tidak kesepian.
  • Kesepian meningkatkan sirkulasi hormon stress dan meningkatkan tekanan darah. Pengaruhnya kepada sistem sirkulasi jantung yang bekerja lebih keras dan menghadapi potensi kerusakan akibat tekanan yang tidak stabil.
  • Kesepian mengganggu kualitas dan efektivitas tidur sehingga menghambat proses restorasi fisik maupun psikologis yang diperlukan tubuh. Orang-orang yang mengalami kesepian lebih sering terbangun malam hari dan tidur lebih sedikit dibandingkan mereka yang tidak kesepian.
Namun jika akhirnya kita kembali pada kefitrahan kita menjadi seorang manusia yang diberikan akal oleh Yang Kuasa, kesepian akan menghasilkan sebuah pemikiran atau sesuatu yang menggetarkan. Seperti Soekarno ketika di penjara Banceuy Bandung, disanalah Ia menemukan cara yang lebih baik dari sebelumnya tentang bagaimana merancang sebuah kemerdekaan. Atau pemimpin Nazie Hitler sekalipun, Ia menyatakan kepada petinggi Jerman “Kau salah memasukanku ke dalam penjara, padahal biarkan saja saya berpidato pada masyarakat di luar sana, tentang apapun. Karena dari dalam sini (sel penjara), dari kesepian ini saya bisa mempertajam pemikiran dan perkataan saya, sehingga bisa lebih hebat mengkoordinasi rakyat, menghimpuan kekuatan, dan memikirkan cara yang lebih kuat untuk menjatuhkan kalian” (kira-kira begitu). Dan akhirnya, Soekarno dan Hitler sama-sama bisa mejadi pemipin dan memiliki kekuasaan besar. Dengan cara yang mereka godok selama dalam kesepian yang mematikan. Atau jika anda (pembaca) lebih senang dan lebih girang tentang cerita yang berbau islam, bukankah Rosul Muhammad juga menerima wahyu (yang sekarang jadi petunjuk hiruk pikuk hidup— Al Quran Al Kariim) dalam keadaan kesunyian paling Aziz di Gua Hira? Atau bukankah Beliau Isra Mi’raj pun ketika dalam keadaan kesepian ditinggalkan banyak orang yang sangat dicintainya?
Lalu, bisakah ketika kita merasakan kesepian menemukan sebuah pemikiran atau tahap spiritual seperti mereka? Ya, paling tidak mungkin ketika merasakan kesepian dari perkaw(a/i)nan, sebentar, perkawanan maksud saya, kita bisa lebih bisa juga tajam berfikir (tentang apa ya?) Ah, atau paling tidak, dalam kesepian itu kita bisa lebih banyak mencintai do(s)a-do(s)a. Do’a atau dosa yang akan kita lakukan ketika kesepian? Saya kira akan lebih indah jika kita berdo’a; bercerita pada Tuhan; sebagai jalan, penimbun kesepian, atau ya, kesunyian.
Nampaknya darisini kita bisa lebih luas memandang, jika kesepian bisa dijadikan sebuah tahap yang indah dalam menemukan pikiran yang lebih cerah, begitupun dalam keadaan yang lain saya rasa sama, semisal; ketika jatuh cinta, sakit, bahagia, istirahat, terasingkan, atau apapun itu. Jelaslah, jika kita menjalani semua tahapan, semua cerita dengan penuh pemikiran yang agung, kita akan menjadi pemikir hebat dan mendapatkan buah ranum dari sesuatu yang terjadi pada kita itu. Hingga akhirnya kita menemukan hal-hal kebaikan yang baru, yang lebih sesuai dengan hati kita, dan menemukan hidup yang benar-benar hidup, yang didalamnya banyak kebaikan (toh ibadah ‘kan ‘gak cuma sholat saja, mengaji; senyum pun ibadah).
Harap maklum jika tulisan ini tidak jelas, walhasil dasar dari kalimat-tidak-jelas ialah, biasanya ketakutan bersikap. Mungkin juga ketakutan berfikir, ketakutan bertanya, ketakutan melangkah, ketakutan…. (Goenawan Mohamad- dalam esainya ‘yang tak jelas’ – 6  November 1976 – Catatan Pinggir). Mungkin memang benar, ketika menulis inipun saya merasa ketakutan, takut apabila ketika teman-teman kesepian kemudian melakukan hal yang bertentangan dari petunjuk jalan yang telah Tuhan bentangkan.

Cianjur, 7 September 2011

Muhammad Fasha Rouf
XI IPA 5










Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More